Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menganggarkan dana Rp 1,2 triliun untuk merehabilitasi dan memperbaiki
perkebunan kakao di Indonesia. Kebijakan itu ditempuh untuk mendukung
target menjadi produsen Kakao terbesar dunia, pada tahun 2017 mendatang.
"Tiga sampai empat tahun ini kebutuhannya Rp 1,2 triliun. Peremajaan
dan rehabilitasi kebun kakao, dimulai tahun depan,” kata Presiden Jokowi
saat berdialog dengan para petani kakao di Saletto, Kabupaten Mamuju,
Sulawesi Barat, Kamis (6/11).
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Widodo berkunjung ke
perkebunan Gerakan Nasional (Gernas) Kakao di Dusun Limbongbassi, Desa
Saletto, Kecamatan Simboro, pada hari kedua safari kunjungannya ke
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Seperti diberitakan laman Sekretariat Kabinet, saat berdialog dengan
para petani kakao di Saletto, Presiden Jokowi langsung memerintahkan
Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan secepatnya
membenahi sertifikasi perkebunan rakyat itu. “Saya akan memanggil kalangan perbankan agar ikut serta dalam pembiayaan kredit bagi perkebunan kakao,” katanya.
Presiden berjanji akan mendorong industri kakao berinvestasi di
pusat-pusat porduksi untuk memberikan nilai tambah bagi petani, sehingga
pada tiga tahun mendatang Indonesia dapat menjadi produsen Kakao
terbesar di dunia. “Kita harapakan dalam tiga tahun bisa nomor satu di atas Pantai Gading dan Ghana. Petani juga harus kerja keras,” kata Presiden.
Rencananya, dari Desa Saletto, Presiden dan rombongan akan
melanjutkan perjalanan menuju ke kampung nelayan, Desa Sumare, Mamuju
untuk berdialog dengan para nelayan di Sulawesi Barat.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengunjungi pengelolaan air irigasi
di Desa Beru-beru, Kecamatan Kaluku, Kabupaten Mamuju. Dalam kesempatan
itu, Presiden Jokowi menjanjikan dalam dua tahun mendatang masalah
jaringan irigasi di desa tersebut akan selesai.
Penulis: Nov/AF
Sumber: Investor Daily
0 komentar:
Posting Komentar