Pemupukan tanaman kakao merupakan salah satu kegiatan
budidaya yang sangat penting dalam meningkatkan produksi buah kakao. Hal
ini disebabkan sebagian besar lahan pertanaman kakao di Kalimantan Barat
memiliki kesuburan lahan yang sangat beragam dan umumnya tergolong lahan yang
memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat rendah sampai sedang. Selanjutnya
berdasarkan hasil survei kesuburan tanah menunjukkan bahwa sebagian besar lahan
pertanaman kakao di Kabupaten Sanggau memiliki status bahan organik yang sangat
rendah. Selain itu penanaman tanaman kakao yang dilakukan oleh masyarakat
seringkali mengabaikan pertimbangan konservasi lahan akibatnya proses
kehilangan kesuburan tanah semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian
salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah pentingnya memperbaiki
tingkat kesuburan lahan melalui penambahan unsur hara lewat pemupukan.
Pada umumnya cara pemupukan ada dua macam yaitu
dibenamkan dalam tanah dan disebarkan pada permukaan tanah. Masing-masing cara
ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Dibenamkan dalam tanah merupakan cara
yang paling baik karena di samping pupuk aman tidak menguap juga tidak
terlalu banyak pupuk yang dibutuhkan dan frekuensi pemberiannya juga cukup 2
kali setahun.
Pemupukan dengan cara
disebarkan/ditaburkan, memiliki kelebihan yakni mudah aplikasinya, namun
kekurangannya adalah mudah menguap, pemberian pupuk harus lebih sering dan
banyak pupuk yang dibutuhkan. Karena sulit dikontrol dari segi penguapan dan
pencucian waktu musim hujan, disarankan untuk melakukan pemupukan dengan
cara dibenam. Jika hendak
melakukan sistem tugal dapat dilakukan pada empat sisi tanaman. Untuk
metode lingkar untuk tanah datar dapat dilakukan seperti gambar diatas dengan
kedalam (5-10 cm) dimana jarak lingkaran dari batang utama >75 cm.
Pemupukan tanaman kakao sebaiknya
diadakan setelah kegiatan pemangkasan, biasanya dilaksanakan pada awal musim
hujan dan akhir musim hujan. Sehingga pupuk mudah diserap oleh tanaman karena
kandungan air dalam tanah masih tersedia.
Berdasarkan jenis pembentukannya
pupuk dibagi menjadi 2 macam yaitu Pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk
hijau, kotoran hewan yang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, sifat
fisik tanah, dan biologi tanah sehingga tanah menjadi subur dan gembur.
Dan pupuk an-organik (pupuk kimia) adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik
contohnya seperti Urea TSP, KCl, dan lain-lain dengan tujuan untuk memperbaiki
sifat kimia tanah. Suatu tanaman kakao akan membutuhkan minimal 16 unsur
hara didalam mempertahankan hidupnya. Dan apabila salah satu unsur tidak
terpenuhi maka akan berakibat buruk bagi pertumbuhan tanaman kakao. Ke –
16 unsur tersebut dibagi ke dalam 2 bagian yaitu unsur Mineral Makro :
N,P,K,S,Ca,Mg dan Mikro: Cl,B,Mo,Fe,Mn,Zn danCu dan Unsur Non Mineral:
C,H,O. Berikut rincian manfaat unsur yang dibutuhkan tanaman kakao.
Unsur hara Makro dan fungsinya
Unsur hara
|
Fungsi
|
Nitrogen (N)
|
Membantu proses pembentukan klorofil,
fotosintesis, protein, lemak dan persenyawaan organic lainnya
|
Fospor (P)
|
Untuk membentuk akar, mempercepat pematangan buah, memperkuat batang
tanaman, membantu proses asimilasi dan respirasi
|
Kalium (K)
|
Membentuk antibody tanaman, membantu pembentukan protein, karbohidrat dan
memperkuat jaringan tanaman
|
Sulfur (S)
|
Membantu tanaman membentuk bintil akar,
pertumbuhan tunas, klorofil, pembentukan sintesis protein serta bagian dari
asam amino, sistin, tiamin, peptid,koenzim A dan vit. B1
|
Kalsium (Ca)
|
Menghilangkan racun dalam tanaman,
mengaktifkan bulu-bulu akar, menguatkan batang, menetralkan kondisi senyawa
dalam tanah yang merugikan
|
Magnesium (Mg)
|
Membantu proses pembentukan klorofil,
karbohidrat,lemak, dan minyak serta membantu proses transportasi fosfat
|
Karbon (C)
|
Membantu membentuk karbohidrat, lemak dan
protein bagi pertumbuhan tanaman
|
Oksigen (O)
|
Membentuk bahan organik tanaman,
mengubah karbohidrat menjadi tenaga
|
Hidrogen (H)
|
Membantu dalam proses fotosintesis mengubah glukosa menjadi karbohidrat,
lemak dan protein
|
Sumber:
Amarta (Succes Alians 2009)
Unsur hara Mikro dan fungsinya
Besi (Fe)
|
Membantu pembentukan klorofil, transfer energi, membuat ion metal menjadi
stabil
|
Mangan (Mn)
|
Membantu proses asimilasi, komponen utama pembentukan enzim tanaman
|
Tembaga (Cu)
|
Bahan pembentuk klorofil, membantu transportasi elektron, fiksasi
nitorgen
|
Seng (Zn)
|
Pembentukan hormon pertumbuhan tanaman
|
Boron (B)
|
Membawa karbohidrat keseluruh bagian tanaman, mempercepat penyerapan
kalium, meningkatkan kualitas produksi, sayuran dan buah-buahan
|
Molibdenum (Mo)
|
Mengikat nitrogen bebas dari udara serta komponen pembentukan enzim pada
bakteri akar tanaman leguminosae
|
Klor (Cl)
|
Membantu meningkatkan dan memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi
tanaman.
|
Sumber:
Amarta (Succes Alians 2009)
Hal lain perlu diperhatikan adalah dosis ketika ingin
melakukan pemupukan. Pengelolaan hara berimbang merupakan tindakan
pemupukan tanaman dengan mempertimbangkan kandungan hara yang terdapat didalam
tanah maupun yang terdapat dalam jaringan tanaman. sebelum menentukan dosis
perlu diketahui besaran hara yang hilang setiap kali panen. Hasil penelitian
ICCRI, setiap 1000 kg biji kakao kering yang dipanen mengandung :
N = 68,4 kg setara 258 kg
Urea
P = 12,6 kg setara 60 kg SP36
K = 145,2 kg setara 145,2 kg KCl
Mg = 13,6 kg setara 62 kg Kiserit
Ca = 16,4 kg setara 39 kg Dolomit
Berangkat dari data diatas, setidaknya sudah memberi
gambaran kebutuhan hara tanaman. Untuk lebih jelasnya mari perhatikan kebutuhan
pupuk tanaman kakao
Umur
|
Satuan
|
Urea
|
SP-36
|
KCl
|
Kieserit
|
Bibit
|
g/bibit
|
5
|
6
|
4
|
4
|
0-1
th
|
g/ph/th
|
25
|
30
|
20
|
20
|
1-2 th
|
g/ph/th
|
45
|
60
|
35
|
40
|
2-3 th
|
g/ph/th
|
90
|
115
|
70
|
60
|
3-4 th
|
g/ph/th
|
180
|
230
|
135
|
75
|
>4 th
|
g/ph/th
|
220
|
230
|
170
|
115
|
Sumber:
Pustlitkoka, jember
PERHATIAN !!!
Untuk
- Efisiensi pupuk buatan terbukti lebih rendah dari yang diharapkan. Tanaman lahan kering di daerah tropis kehilangan sampai 40–50% nitrogen yang diberikan, padi sawah kehilangan nitrogen kurang dari 60–70% (Greenwood et al, 1980, Prasad & De Datta 1979, De data 1981, FAO 1990).
- Pupuk buatan bisa mengganggu kehidupan dan keseimbangan tanah, meningkatkan dekomposisi bahan organik, yang kemudian menyebabkan degradasi struktur tanah, kerentanan yang lebih tinggi terhadap kekeringan dan keefektifan yang lebih rendah dalam menghasilkan panenan.
- Penggunaan pupuk buatan NPK yang terus menerus menyebabkan penipisan unsur unsur mikro – seng, besi, tembaga, mangan, magnesium, molybdenum, boron- yang bisa mempengaruhi tanaman, hewan dan kesehatan manusia; bila unsur mikro ini tidak diganti oleh pupuk buatan NPK, produksi lambat laun akan menurun dan munculnya hama dan penyakit akan meningkat (Sharma 1985, Tandon 1990).
- Disamping keterbatasan agronomis atas penggunaan pupuk buatan, keterbatasan supply sumberdaya (khususnya fospat) untuk memproduksinya semakin tampak.
- Pupuk buatan menyebabkan tanah mengeras dan untuk menghasilkan panenan yang stabil diperlukan penambahan pupuk setiap tahun (kebutuhan pupuk semakin tahun semakin bertambah)
0 komentar:
Posting Komentar